Rio Ananda Putra (2411031045)
Erna Septyaningrum (2411100015)
Aisyiyah Nur Isnaeni (2411031054)
Yogi Arif C N (2411031039)
Gema Panji E (2411100127)
Siti Sulikhah (2411100074)
Rengga Ahmad (2411100045)
Teguh Prasetya (2411031068)
Purwanto Pamuji (2411031058)
Bagus Perkasa (2411100121)
1) Apa itu Efek Seebeck??
Teori dasar dari efek termokopel ditemukan dari sifat perpindahan listrik dan panas dari logam yang berbeda. Dalam keadaan tertentu, ketika suhu yang berbeda diberikan pada logam, vibrasi dan pergerakan atom elektron diakibatkan dalam cara perbedaan potensial pada bahan. Perbedaan potensial ini dihubungkan dengan fakta bahwa elektron lebih panas. arus yang bervariasi untuk logam yang berbeda pada suhu yang sama disebabkan perbedaan konduktivitas panasnya. Jika rangakaian tertutup oleh hubungan konduktor, arus akan ditemukan yang mengalir pada loop tertutup.
Deskripsi yang tepat tentang efek ini adalah emf ada karena keberadaan arus yang mengalir dalam rangkaian. Pada gambar 4.6a, kita lihat reprsentasi gambar dari efek ini di mana dua logam yang berbeda A dan B digunakan pada lup tertuttup yang dihubungkan dengan temperatur T1 dan T2. kita tidak dapat membuat lup tertutup dengan logam yang sama karena perbedaan potensial pada masing-masing kaki akan menjadi sama, yang menyebablab tidak adanya tegangan emf. Sebagai catatan adlah emf dihasilakan sebanding dengan perbedaan suhu diantara dua titik.
EFEK SEEBECK
Bunyi effect seebaeck : “jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujunganya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain”.
Dengan menggunakan teori zat padat kondisi diatas dapat dianalisa untuk menunjukkan bahwa emf dapat diberikan dengan integral temperatur.
dimana
e = emf yang dihasilkan dalam volt
T1,T2 = temperatur ssambungan dalam oK
QA,QB= konstanta perpindahan panas dari dua logam
Persamaan tersebut, yang menggambarkan efek seebeck , menunjukkan bahwa emf yang dihasilkan sebanding dengan perubahan temperatur, dan perbedaan konstanta perpindahan panas. Sehingga jika logamnya sama maka emf samadengan nol, dan jika temperatur sama emf juga nol.
Dalam praktek, akan ditemukan dua konstanta QAdan QB yang hampir tidak tergantung dari temperatur dan hubungannya hampir linier.
dimana
a = konstanta dalam volt/oK
T1,T2 = temperatur ssambungan dalam oK
2) Manakah yang lebih baik antara OP-AMP dengan Zero-Span??
Menurut kelompok kami antara OP-AMP dengan Zero-Span , yang lebih baik adalah zero-span. Karena zero span merupakan sinyal conditioning yang terdiri dari dua buah Op-Amp dimana Op-Amp yang pertama berfungsi untuk mengenolkan input minimum, sedangkan Op-Amp kedua berfungsi untuk menguatkan input maksimum. Fungsi Zero-Span untuk mengkondisikan sinyal keluaran dari sensor, sehingga zero-span memperkuat sinyal agar bisa di baca ADC pada pemrosesan sinyal. Selain Itu, Zero-Span merupakan sutau rangkaian dari komponen aktif ( Op-Amp ) dan juga kita perlu mengetahui Zero Span Diffrensiator adalah rangklaian yang melakukan operasi diferensiasial secara matematika.Rangakaian ini menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan kemiringan tegangan masukan. Pemakaian yang umum dari sebuah differensiator adalah mendeteksi tepi mendahului dan tepi ketinggalan dari sebuah pulsa persegi atau untuk menghasilkan keluaran persegi dari masukan lereng.
Kemudian, kita jugaperlu tahu bagaimana caranya Mendapatkan Outputan Nol Volt dengan inputan 2 Volt. Berikut caranya beserta gambar rangkaiannya :
Inputan ; Rentang 2-8 Volt
Outputan ; Rentang 0-5 Volt
Keterangan :
· Mendapatkan Outputan Nol Volt dengan inputan 2 Volt
Untuk mendapatkan outputan 0 Volt pada rangkaian diatas, maka outputan dari rangkaian Summer yang selanjutnya akan masuk ke rangkaian inverting haruslah Nol. Dengan mengacu pada rumus summer yaitu VoutR1=-VDDR3+VccR2 , dengan menggunakan Resistor R1=R2=R3= 1 kOhm sehingga Vout = - (VDD+VCC). Agar Vout sama dengan nol, maka nilai VDD+VCC harus nol. Oleh karena itulah dengan Vinput(VDD) sama dengan 2 Volt maka Vref(VCC) harus -2 Volt. Maka inputan yang masukan ke inverting akan nol volt, sehingga keluarannya menjadi nol.
· Mendapatkan Outputan 5 Volt dengan inputan 8 Volt
Dari hasil diatas apabila nilai Vref tetap dan Vin dirubah menjadi 8 volt, maka outputan dari rangkaian summer menjadi Vout = -(8+(-2))= -6 Volt. Untuk mendapatkan outputan 5 Volt pada invertingnya maka harus memanipulasi nilai kedua Resistor pada rangkaian invertingnya. Dengan menggunakan rumus Vin/R4=-(Vout/R5) maka -6/R4=-(5/R5). Atau perbandingan R4/R5=6/5. Oleh karena itulah pada Rangkaian ini R4 yang digunakan 6 kOhm dan R5 yang digunakan 5 k Ohm.
Jadi, kesimpulan yang kami dapat adalah zero-span lebih baik, sebab sinyal conditioning yang terdiri dari dua buah Op-Amp dimana Op-Amp yang pertama berfungsi untuk mengenolkan input minimum, sedangkan Op-Amp kedua berfungsi untuk menguatkan input maksimum.
0 komentar:
Posting Komentar